STRUKTUR
BIAYA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT
TANAMAN
MENGHASILKAN
Struktur Biaya Perkebunan
Struktur
Biaya pada perkebunan Kelapa Sawit adalah demikian pentingnya, sebab hanya struktur biaya yang dikelola dan
dikontrol dengan tepat , usaha perkebunan akan memperoleh hasil keuntungan yag
lebih baik.
Sistim
akuntansi yang digunakan di perkebunan kelapa sawit, umumnya menguraikan Biaya
Produksi kedalam beberapa Kategori Biaya, yang mana setiap kategori biaya
dibagi dalam beberapa Group Biaya. Adapun Group biaya itu sendiri terdiri
atas beberapa Komponen Biaya yang merupakan sejumlah Elemen Biaya sebagai dasar
perhitungan pengeluaran biaya real. Secara skematis uraian Biaya Produksi
perkebunan kelapa sawit tersebut dapat dilihat pada halaman berikut ini.
Terdapat
tiga kelompok Kategori Biaya, yaitu Ex-Factory Cost, Cash Cost dan
Book Cost. Gross Profit Before Tax dihitung dari Net
sales dikurangi Book Cost.
Penguraian
Biaya Produksi menjadi Komponen Biaya ditujukan untuk meng identifikasi
berbagai biaya agar dapat dijadikan pedoman bagi perencanaan Budget dan
Akuntansi serta membuat terbentuknya sistim kontrol yang efektif pada
management biaya.
Elemen Biaya Produksi
Semua komponen biaya produksi selalu meliputi tiga prinsip elemen biaya, yakni
Upah Tenaga Kerja biasa dilakukan melalui mekanisme PK (PK – Perintah Kerja), Biaya Material dilakukan melalui mekanisme PO
(PO – Purchase Order) dan Proporsi atas pembebanan Biaya Angkutannya.
Setiap biaya per komponen akan bervariasi tergantung kepada besarnya biaya
rata-rata upah buruh, jumlah material yang digunakan sesuai harga yang berlaku
saat itu dan besarnya biaya angkutan. Ketiga elemen tersebut benar-benar
menjadi dasar terjadinya variasi dalam biaya produksi.
a
Upah Tenaga Kerja
Biaya
upah tenaga kerja di perkebunan terdiri atas upah Buruh Harian , Upah Buruh
Bulanan dan Upah Borong. Dasar perhitungan upah buruh diperoleh dari
kebijakan pemerintah tentang Upah Minimum Propinsi (UMP) dengan kenaikan
tahunan rata-rata 9 – 12 persen, ditambah rasio Tunjangan Catu Beras, yang ditetapkan sebesar 15 kg bagi
pekerja per bulan, 9 kg per bulan untuk istri dan 7,5 kg per bulan untuk anak,
dengan pembatasan jumlah anak 3 orang.
Harga
dasar beras ditetapkan oleh pemerintah dengan kenaikan rata rata 5 – 7 persen
setiap tahunnya. Selain daripada itu, pekerja juga memperoleh tambahan
yang disebut Fringe Benefit yang
terdiri atas Premi, Lembur, jaminan kesehatan dan sosial, sehingga gaji yang
dibayarkan kepada buruh, besarnya dapat bervariasi sesuai skala upah , antara
110 hingga 400 persen dari upah pokoknya hariannya . Selain daripada itu,
pekerja juga akan memperoleh tunjangan satu bulan gaji tambahan setiap tahun
sebagai Tunjangan Hari Raya.
b . Ratio
Tenaga Kerja terhadap luas Lahan
Secara
detil, ratio tenaga kerja terhadap luas lahan harus dihitung di setiap kategori
kegiatan pada Tanaman Menghasilkan (TM), yang terdiri dari Rawat, Panen, Biaya
Umum; dengan menjumlahkan upah pokok semua tenaga kerja pada setiap
kategori sehingga diperoleh angka Total Gaji Tenaga Kerja.
Untuk
kemudian dihitung Upah Rata-Rata dengan membagi Total Gaji Tenaga Kerja yang
dibayar dengan jumlah Tenaga Kerjanya.
Seluruh
pembayaran fringe benefit tenaga
kerja untuk kemudian dirubah menjadi jumlah Mandays atau Hari Kerja
Orang (HK) dengan cara membagi Total Fringe Benefit dengan Upah Rata Rata.
Sama
halnya dengan Pembayaran pada setiap Kontraktor harus di rubah menjadi HK,
dengan cara ; total nilai pembayaran kepada semua Kontraktor dibagi dengan Upah Rata-Rata .
Variasi ratio tenaga kerja per perkebunan
per tahun pada setiap kategori pekerjaan dipengaruhi oleh Volume Pekerjaan,
tersedianya Material, Tingkat Produksi dan tersedianya Alat Berat atau
peralatan lainnya.
Sebagai contoh, pekerjaan Rawat
dapat bervariasi karena besar-kecilnya jumlah material pupuk yang di
aplikasikan di lapangan, atau adanya tindakan pengendalian khusus karena
serangan hama.
Sementara jumlah tenaga panen
selalu melekat pada kegiatan panen dan tenaga pabrik selalu proposional pada
level produksi yang dihasilkan.
Jumlah gaji yang
dibayarkan setiap bulan kepada pekerja, relatif konstan, perbedaan kecil
bisa saja terjadi di pekerjaan rawat dan umum, namun kelompok ini
masuk sebagai kelompok Biaya Tetap (Fixed Costs). Sementara jumlah tenaga kerja panen dan pabrik ber
fluktuasi seirama dengan volume produksi dan dimasukkan sebagai Variable atau
Semi-Variable Costs.
Harga
Material
Ø Harga
material selalu naik setiap tahun, dengan variasi yang berbeda-beda untuk
setiap jenis material bergantung kepada beberapa hal umum seperti :
Material yang paling mempengaruhi biaya Rawat adalah Pupuk, yang secara bertahap
terus naik sejalan dengan naiknya harga bahan bakar minyak. Kecuali apabila pemerintah memberikan lagi subsidi.
Material yang paling mempengaruhi biaya Rawat adalah Pupuk, yang secara bertahap
terus naik sejalan dengan naiknya harga bahan bakar minyak. Kecuali apabila pemerintah memberikan lagi subsidi.
Ø Barang-barang
import seperti mesin-mesin dan peralatan serta suku-cadang, bahkan juga Chemical yang belum diproduksi di dalam
negeri, kenaikannya sangat dipengaruhi oleh nilai tukar Rupiah terhadap mata
uang asing.
Ø Material
yang sudah di produksi di dalam negeri juga meningkat seiring dengan
kenaikan upah rata-rata
Biaya
Transport
Biaya
Transport dipengaruhi secara langsung oleh kenaikkan harga bahan bakar minyak
dan suku cadang serta jarak tempuh.
Kategori dan Karakteristik Biaya
Komponen Biaya dalam setiap Kategori di
klasifikasikan menurut Karakteristiknya menjadi FIXED, VARIABLE dan SEMI-VARIABLE
COST.
KATEGORI
1 : EX FACTORY COST
·
Fixed Cost.
Yang masuk dalam klasifikasi Fixed Cost adalah :
A. Rawat
Tanaman Menghasilkan (TM), Biaya aktualnya per hektar atas seluruh
komponen biaya yang muncul harus DI WASPADAI di
perkebunan. Apabila tidak dilakukan kontrol yang ketat terhadap hasil
kerja Rawat ini, maka beban biaya akan tetap sama. Artinya hasil kerja rawat
nol, beban tetap ada. Fluktuasi Biaya rawat per hektar per tahun terutama di
akibatkan oleh biaya pemupukan yang
dilaksanakan berdasarkan hasil analisa daun.
B. Overhead,
Biaya aktual overhead secara mayoritas adalah Fixed Cost, dengan pengecualian
bagi Staf Pabrik termasuk teknisi Pabrik dimana beban gaji dan fringe benefit nya dibebankan secara
langsung pada biaya pengolahan. Sementara itu gaji, dan social expenses
untuk staf kebun dibebankan pada Overhead bersama-sama dengan komponen biaya
lainnya seperti social expenses
buruh harian, pensiun, pajak, asuransi dll. Untuk selanjutnya biaya aktual
Overhead per hektar dapat dihitung berdasarkan luas kebun TM yang dikelola.
·
Variable Cost, yang
termasuk dalam klasifikasi Variable Cost adalah :
Panen dan Angkutan . Biaya Panen per Kg Tandan Buah Segar
(TBS) adalah tergantung kepada Output tiap pemanen, gaji dan premi
pemanen, Sedangkan biaya angkutan TBS tergantung kepada Output angkutan
dan biaya operasi alat angkut (Truk atau Traktor). Total biaya panen dan
angkutan per Kg TBS sangat bervariasi tergantung besarnya jumlah TBS yang
di panen. Secara progresif biaya panen dan angkutan TBS per Kg TBS akan
naik apabila upah panen naik dan biaya operasi alat transport juga naik.
·
Semi-Variable Cost, yang
termasuk dalam klasifikasi Semi-Variable Cost adalah :
Pengolahan dan Maintenance Pabrik. Kelompok biaya disini
merupakan kombinasi antara Fixed Cost dan Variable Cost.
Yang termasuk Fixed Cost adalah : Gaji Teknisi, Maintenance Pabrik, Mesin dan
Peralatan Pabrik, Limbah dan Administrasi.
Yang termasuk Variable Cost adalah : Semua biaya Pengolahan termasuk biaya
operasi Power Plant dan peralatannya
( Upah buruh , Bahan Bakar Minyak dll)
Biaya Pengolahan sangat bervariasi antara
satu Pabrik dengan Pabrik lainnya tergantung kondisi pabrik dan kapasitas
pabrik. Throughput aktual,
jumlah tenaga kerja serta Volume Palm
Product ( CPO & Kernel) yang
dihasilkan merupakan faktor penentu yang utama
KATEGORI II : CASH COST
Kategori Biaya yang termasuk dalam Cash Cost dapat di
klasifikasikan sebagai Semi-Variable
Cost. Dimana Kegiatan Despatch atau pengeluaran Produk dari pabrik ke
Shipping Terminal dan Operasi
Pengangkutan dari shipping Terminal
ke tujuan termasuk dalam Variable Cost. Sementara itu biaya penjualan yang ada
di Head Office adalah Fixed Cost
KATEGORI III : BOOK COST
Kategori
Biaya disini adalah Fixed Cost, yang merupakan jumlah dari perhitungan Depresiasi Asset
dengan persentase yang tetap sesuai kelas Asset.
Perusahaan
perkebunan umumnya mengikuti klasifikasi dan Depreciation Rates sesuai
ketentuan yang tercantum pada Pajak Penghasilan 1984, sebagai berikut :
a. Bangunan
b.Non-
Bangunan
Kelas
I : Memiliki umur kegunaan tidak lebih dari
4 Tahun
C. Kelas ll :
Memiliki umur kegunaan lebih dari 4 tahun tapi kurang dari 8 tahun
Kelas
lll : Memiliki umur kegunaan lebih dari 8
tahun.
Kelompok
Bangunan di deoresiasi-kan menggunakan Straight Line Method, dengan
rata-rata 5 % per tahun. Sedangkan Non-Bangunan, di depresiasi-kan
menggunakan Double Declining Balance Method dengan rata-rata 50 % untuk kelas l
; 25 % untuk kelas ll dan 10 % un tuk kelas lll.
Semua
biaya yang berkaitan dengan pembangunan perkebunan di kapitalisasi dan di
klasifikasikan sebagai kelompok bangunan yang di depresiasi kan selama umur
produktif tanaman ( +/- 20 tahun)
Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Biaya
Unit
Biaya Produksi ditentukan oleh besarnya Output Produksi dan Input Biaya
Produksi, sehingga terhadap kedua hal tersebut perlu selalu di analisa, faktor
apa saja yang memberikan pengaruh baik positif maupun negatif.
Faktor Internal
Ø Detil Latar Belakang Perkebunan
Ø Organisasi Internal(Ratio Tenaga
Kerja vs luas Lahan, struktur organisasi, efisiensi
Ø Skill Karyawan
Ø Cara kerja dan teknologi yang diterapkan
di lapanga
Ø Infra Struktur
Ø Faktor Eksternal
Ø Kebijakan Pajak, Kontrol Biaya Pembelian
Material
Ø Inflasi
Ø Jarak kebun ke pelabuhan
Ø Permintaan Pasar
Faktor
Negatif dan Faktor Positif yang mempengaruhi kepada Produksi dan Biaya Produksi
, secara sistimatis dapat dilihat pada tabel berikut.
Tingkat
pengaruhnya dari semua faktor di atas terhadap produksi dan biaya produksi
dapat turun atau naik dengan adanya inter-aksi antara berbagai faktor
melalui intervensi kebijakan management untuk menjaga biaya pada level
yang dapat dipertanggung jawabkan.
Namun
bagaimanapun, management tentu tidak akan mampu menghilangkan semua faktor
negatif yang ada terhadap produksi maupun biaya.
Sumber: Berbagai Sumber
wuih kereeeennyaaa...... ngeri kali ah...
BalasHapusNgeri apanya tu,ngeri ngeri segan ya? hahaaaaaa
BalasHapus